ndablek.com – Jumpstreet Festival Next Generation Volume 1, acara yang digadang-gadang jadi hiburan kawula muda. Justru menjadi sorotan di Kabupaten Pacitan, berakhir sebagai kekecewaan besar. Ketidakprofesionalan panitia, terutama dalam pembiayaan jasa yang tak terselesaikan, menciptakan kekacauan. Dalam ironi yang menyolok, ketua panitia, Andra Alkahfi Nasution, justru memilih untuk menghilang, meninggalkan tanggung jawab di tengah krisis.
Kami ini menunggu Andra yang gak ada kabar. hapenya mati. Padahal itu orang orang cari dia untuk minta kejelasan dan evaluasi. Eh malah ilang hape mati. ” Jelas AN (nama samaran), panitia Jumpstreet festival next generation volume 1, Jumat (19/01/2024).
Para panitia terpaksa menggadaikan motor dan peralatan lainnya untuk membayar top artis seperti Aftershine dan Masdddho, seiring minimnya penjualan tiket yang hanya mencapai 30 persen dari kapasitas stadion 10 ribu orang. Bahkan, pada konser tersebut, stadion hanya terisi oleh sekitar 200 orang, menciptakan pemandangan yang sangat menyedihkan.
Ini tadi ada beberapa yang sudah dibayar, ada juga yang belum, sementara ketua panitia malah menghilang, ” ujar salah satu panitia kegiatan yang enggan disebutkan namanya.
Selain itu, ketidaksiapan panitia terhadap cuaca turut menambah derita. Hujan deras yang turun saat konser berlangsung memperlihatkan ketidakprofesionalan dalam perencanaan. Jumpstreet Festival Next Generation Volume 1 tidak hanya gagal menjadi sorotan, tetapi juga menjadi catatan kelam dalam sejarah hiburan musik di Kabupaten Pacitan.
Hingga berita ini ditulis, panitia dari komunitas suporter bola SMA 271 tidak bisa dikonfirmasi.