Harga Beras dan Kebutuhan Pokok Melonjak di Pasar Tradisional Arjowinangun Pacitan

X
Share

ndablek.com – Jelang perayaan Imlek harga sejumlah kebutuhan pokok khususnya beras mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Di pasar tradisional Arjowinangun Pacitan kenaikan harga beras terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Beras medium, salah satu kebutuhan pokok masyarakat, kini dijual dengan harga mencapai Rp15.000 per kilogramnya. 

Hal ini menandai kenaikan dari sebelumnya yang hanya sebesar Rp13.000. Begitu juga dengan jenis beras lainnya, yang sebelumnya dijual dengan harga Rp13.500, kini naik menjadi Rp15.500 hingga Rp16.000 per kilogramnya. “kenaikannya bertahap sejak sekitar dua Minggu lalu,” katanya Ratri Utami salah seorang pedagang beras saat ditemui ndablek.com Rabu (7/2). 

Ratri mengungkapkan bahwa kenaikan harga tersebut diduga kuat dipicu oleh dampak fenomena El Niño. Fenomena alam ini menyebabkan sebagian besar petani tidak mampu memperoleh hasil panen yang memadai. Meskipun harga naik, namun penjualan beras tetap tinggi karena menjadi kebutuhan pokok bagi warga. “ini belinya dari luar kota, kalau beras dari petani pacitan tidak ada,”ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang pembeli, Riris Aristha, mengeluhkan dampak dari kenaikan harga tersebut. Dia menyatakan bahwa keluarganya, setiap harinya, membutuhkan satu kilogram beras sebagai bahan makanan pokok. Ditambah dengan kenaikan harga kebutuhan lainnya, hal ini semakin memberatkan bagi masyarakat, terutama jika dibandingkan dengan gaji Minimum Regional (UMR) Pacitan.

“Buat rakyat kecil sangat memberatkan, untuk makan sehari-hari aja susah apalagi harga bahan pangan terus naik. Sedangkan UMR di Pacitan gak setinggi di kota-kota,”keluhnya.

Tidak hanya beras, harga telur juga mengalami kenaikan, dari Rp26.000 menjadi Rp27.000 per kilogramnya. Begitu juga dengan harga minyak, yang naik rata-rata lima ratus rupiah per liternya.

Kenaikan harga kebutuhan pokok ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat Pacitan. Mereka dihadapkan pada tantangan ekonomi yang semakin berat, mengingat pendapatan yang tidak sebanding dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.